🦥 Melayani Tuhan Dengan Sepenuh Hati

Hatidan pikiran yang benar-benar ingin melakukan pelayanan dengan sepenuh hati, Jadi, melayani Tuhan buka cuma bisa dengan menjadi full timer di gereja yang kerjaannya khotbah atau bernyanyi di mimbar, tetapi menjadi profesional di berbagai bidang itu juga merupakan pelayanan. Profesi arsitek, penulis, bisnisman, pegawai negeri, penjahit Hathihati anak hamba TUHAN dan anak dari keturunan orang Kristen! Sebab banyak kali tidak bisa membedakan." Tetapi tidak begitu seterusnya, sebab jalannya memang jalan salib. Dalam perjalanan kita mengikut TUHAN--kita sudah melayani TUHAN, menjadi gembala dan lain-lain--, kita mau dimatikan di tengah jalan. Menyerah sepenuh pada TUHAN Kerinduanmelayani Tuhan. Submitted by admin on Sen, 05/04/2009 - 12:42. Ya Bapa di Surga, Bakarlah hati kami dengan api Roh Kudus-Mu yang berdiam di dalam hati kami. Semoga kami melakukan kehendak-Mu dengan sepenuh hati dan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan untuk memberikan kesaksian hidup yang penuh iman dalam kehidupan kami Orangyang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur. Dipanggil Menjadi Guru Penuh Waktu, Bukan Guru Bantu! Terkadang, ada guru yang tidak melayani dengan sepenuh hati. Ia cenderung mengajar asal-asalan, kurang bersemangat, dan suka meninggalkan pelayanannya karena Ajarkami untuk memiliki hati yang rela dan tulus dalam melayani Tuhan, sehingga Tuhan pun disenangkan melalui hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin." Kesempatan Melayani Sepenuh Waktu: Pembukuan Jan 23rd, 2022 . Pendaftaran Siswa Baru STT El-Shadday Des 19th, 2021 . Sepanjangbulan Agustus ini, Tuhan akan bawa kita semuanya semakin terbakar mencintai Tuhan dengan segenap hati kita. Di pekan pertama ini, kita akan belajar dengan tema: "Rumah Tuhan, Rumah Cinta." Kesempatan Melayani Sepenuh Waktu: Pembukuan Jan 23rd, 2022 . Pendaftaran Siswa Baru STT El-Shadday Des 19th, 2021 . 1Tesalonika 2:6. Kata 'pelayanan' tidaklah asing di telinga setiap orang Kristen, bahkan hampir semua anak Tuhan kini sudah terlibat dalam pelayanan, tidak hanya melayani di gereja dimana mereka berjemaat, maupun di luar gereja. Ada juga yang sudah melangkah keluar menjangkau jiwa-jiwa yang tinggal didaerah-daerah; di desa terpencil, di lereng Marilahbekerja dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab. Kasih karunia Tuhan akan terpancar lewat setiap gerakgerik, tutur kata dan tingkah laku kita ketika sedang melayani. Melayani dengan penuh rasa hormat tanpa pandang bulu, sama seperti kita sedang melayani Tuhan. Apa pun bentuk pekerjaan kita, bekerjalah dengan rela, penuh pengabdian TUHANMENGHENDAKI SETIAP ORANG PERCAYA MELAYANI. Ketika Tuhan memanggil orang-orang pilihanNya, Ia tidak memanggil mereka untuk menganggur saja. Sewaktu kita dilahirkan kembali dan dosa-dosa kita diampuni, darah Tuhan Yesus Kristus menyucikan hati nurani kita (ibrani 9:14), supaya kita dapat "melayani Allah yang hidup". . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Baru 10 tahun saya berkecimpung dalam dunia pelatihan pelayanan, dan sering saya melihat beberapa perusahaan menuliskan " Melayani dengan hati " atau " Melayani sepenuh hati" sebagai Slogan perusahaannya, apakah maksud kalimat tersebut telah dipikirkan dan dihayati ulang ? apakah mudah dipahami artinya oleh para karyawan? atau mungkin karena terlalu seringnya diucapkan sehingga, kalimat ini menjadi biasa dan jarang dipikirkan kembali. Saya adalah termasuk trainer yang kurang setuju dengan penggunaaan ungkapan kalimat Indah tersebut dalam setiap training, atau dijadikan sebagai slogan perusahaan, kalau benar slogan " Melayani dengan hati" yang ingin dihantarkan kepada segenap konsumen, maka terlebih dahulu kita harus memahami Hati itu apa dan untuk apa ? dan akan panjang penjabarannya mungkin akan berkenaan dengan Agama, Spiritualisme dan Filsafat dan yang paling penting harus siap dibayar " Sesuka hati" ha ha ha is joking . . . Sampai hari ini, saya masih bingung dengan kata kata indah bersayap tersebut, sebagaimana syair syair gubahan pujangga, yang enak di baca namun sulit untuk diterapkan. Saya lebih memilih menggunakan kalimat " Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan perusahaan yang terpadu" Ini aja udah sulit, apalagi itu . . . . , nah . . . . di Sistim pelayanan dan Integritas diri inilah terletak standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur. Lalu apakah standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur dari Hati?, bisa jadi banyak orang yang sulit mendefinisikan kata "Hati", dan banyak juga yang salah menafsirkan hati sebagai perasaan, padahal hati dan perasaan adalah dua hal yang berbeda, belum lagi dengan kata "Rasa hati " alamak jan . . lebih pusing lagilah awak . . . . . Bagi saya, Hati hanyalah untuk Tuhan saja, hasil kedekatan kita dengan Tuhan akan tercermin dari prilaku keseharian terhadap sesama dan ini adalah tanggung jawab iman kita kepada Tuhan yang sifatnya personal dan rahasia. Namun, didalam dunia profesional hal ini agak sulit dilakukan, karena pelayanan dalam dunia kerja akan berhubungan erat dengan kebijakan perusahaan, kelayakan penghasilan pekerja, kondisi perusahaan, pembinaan standar pelayanan dan lain lain, dan yang paling utama adalah Uang. Saya simpan dulu kalimat "Bekerja untuk Ibadah", karena hal itu akan menimbulkan banyak polemik dan perdebatan, karena hal ini pun harus dikaji lebih mendalam lagi, walau saya sebagai seorang muslim sangat setuju dengan hal ini dan masih tetap belajar untuk memahami hal ini, namun untuk diri saya sendiri saja lohhh . . . Namun, didalam dunia profesional kerja, saya harus jujur untuk mengungkapkan fakta bahwa selama ini kebanyakan orang bekerja untuk Uang, dan kalau uang yang didapatkannya masih belum dapat membayar tagihan dan kebutuhan hidup setiap bulannya - minimal, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil pelayanan dalam dunia kerjanya. Jadi kesimpulannya, kalimat "Melayani dalam hati" akan lebih cocok bila menjadi slogan dan ungkapan pribadi saja, sesuai sejauh mana setiap pribadi mengartikan dan memaknainya, tidak cocok dijadikan sebagai slogan perusahaan, karena kwalitas pelayanan sebuah perusahaan sangatlah berhubungan dengan beberapa hal yang saya sebutkan diatas, dan jangan pula kalimat tersebut dipakai oleh seorang pimpinan perusahaan untuk memaksakan pekerjanya bekerja sesuai dengan standar dengan pembayaran dibawah standar, kalau sudah begitu, siapa yang tak punya hati sesungguhnya dan siapa yang harus bekerja dan melayani dengan hati ? "Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan terpadu yang memenuhi standarisasi pelayanan usaha yang prima, Berfikir realistis dan bekerja profesional tanpa syair syair indah bersayap mengangkasa yang sulit dipahami dan diterapkan." - Think service ‎SS Lihat Kebijakan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" Kolose 323Ayat diatas langsung melekat di hati saat pertama kali mendengar dari Ernest Prakasa influencer & sutradara di podcast Daniel Mananta. Ternyata saat membaca kitab suci hari ini ayat tersebut terbaca kembali, karenanya saya tergerak untuk menuliskannya, sebagai pengingat bagi saya pribadi, bahwa apapun yang saya lakukan harus saya kerjakan dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hatiku, karena semua yang saya kerjakan harus saya pertanggungjawabkan kehidupan sehari-hari, seringkali apa yang kita perbuat tidak dilihat dan dihargai sehingga kita menjadi sedih dan kecewa. Baik itu di pekerjaan, pelayanan, keluarga, dan lainnya. Di tempat kerja, saat kita merasa pekerjaan yang kita lakukan dengan sepenuh hati tidak dilihat dan dihargai bos, kita menjadi sedih dan kecewa. Akibatnya kita jadi malas bekerja . Kita jadi bekerja dengan bersungut-sungut, tidak bekerja dengan sebaik-baiknya. Kita lupa bahwa apapun pekerjaan yang kita lakukan merupakan pemberian Tuhan kepada kita. Jadi selayaknyalah kita tetap melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati apapun kondisi yang kita tetap harus melakukan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh karena itulah yang berkenan kepadaNya. Jadi apa yang kita perbuat harus kita pertanggungjawabkan kepadaNya, bukan untuk menerima pujian ataupun penghargaan dari orang sepantasnya bekerja sebaik-baiknya seperti "jam" yang walaupun di lihat ataupun tidak, dihargai ataupun tidak, tetap berputar dan berdenting. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa malas untuk bekerja ataupun bekerja dengan ogah-ogahan karena pekerjaan yang kita perbuat tidak dihargai dan dipuji. Kita tidak butuh penghargaan dan pujian atas pekerjaan yang kita lakukan karena pertanggungjawaban kita bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. Jadi mari kita terapkan Firman Tuhan diatas dalam kehidupan nyata kita sehari-hari, yaitu apapun yang kita lakukan, kita lakukan dengan sepenuh hati!Setiap dari kita sudah diberikan talenta oleh Tuhan, mari kita kembangkan kemampuan kita dengan sebaik-baiknya supaya berdaya guna bagi diri kita sendiri, bagi sesama, terlebih bagi sekedar renungan di sore hari ini. 1 2 Lihat Diary Selengkapnya

melayani tuhan dengan sepenuh hati