🐻 Cerpen Patung Karya Seno Gumira Ajidarma

Kata kunci: cerpen, singularitas, identitas, komunitas, multitude Seno Gumira Ajidarma, through short story "Selamat Pagi Bagi Sang Penganggur," uses the position of the main character to Cerpen Seno Gumira Ajidarma (Kompas, 29 Desember 2013) AKU adalah anjing kurap, karena itu aku membunuh Munir. Tentu, tentu aku tidak membunuhnya dengan tanganku sendiri. Untuk apa? Aku bisa membunuhnya melalui tangan orang lain, sama seperti yang biasa kulakukan kepada orang-orang lain bilamana perlu. Bukuantologi Saksi Mata berisi 13 cerpen karya Seno Gumira Ajidarma. Karena cerpen-cerpen tersebut memiliki kaitan asosiatif dengan peristiwa yang terjadi di suatu masyarakat tertentu, yakni masyarakat Timor Timur, diasumsikan bahwa cerpen-cerpen itu kental dengan nuansa sosiologis. Oleh karena itu, kajian ini Untuk memenuhi Tugas Akhir Semester Mata kuliah Apresiasi Kajian DramaDini Aryani_ V A_ UAS AKD Video Peran Ganda#Cerpenpatung #Seno Gumira Ajidarma Cerpen-cerpen ini merangkum fenomena yang terjadi saat ini pada kaum milenial. Selain lima cerpen diatas, masih banyak lagi cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang juga dapat terhubung pada kaum milenial. Jadi, coba saja kalian baca buku Sepotong Senja untuk Pacarku. Cerpen Seno Gumira Ajidarma (Kompas, 26 Februari 1989) SUDAH 25 tahun Badu jadi pegawai, dan selama itu seperti juga banyak pegawai yang lain ia melakukan korupsi. Dari hari ke hari ia korupsi pelan-pelan. Dari hari ke hari ia korupsi segobang demi segobang. [1] Mula-mula, Badu pernah juga merasa berdosa. "Astaga, ini semua uang rakyat Catatan Redaksi: Cerpen "Cinta di Atas Perahu Cadik" karya Seno Gumira Ajidarma pertama kali diterbitkan harian Kompas pada 10 Juni 2007. Cerpen ini diterbitkan kembali dalam antologi 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 pilihan Anugerah Sastra Pena Kencana. BERSAMA dengan datangnya pagi maka air laut di tepi pantai itu segera menjadi hijau. Seno Gumira Ajidarma's most popular book is Sepotong Senja untuk Pacarku. Cinta di Atas Perahu Cadik: Cerpen KOMPAS Pilihan 2007 by. Seno Gumira Ajidarma, Adek Alwi, Gus tf Sakai, Puthut EA. 3.67 avg rating — 193 ratings — published 2008 Want to Read Untukmemenuhi Tugas Akhir Semester Mata kuliah Apresiasi Kajian DramaDini Aryani_ V A_ UAS AKD Video Peran Ganda#Cerpenpatung #Seno Gumira Ajidarma . Membuat Patung dari Bubur Kertas. Foto kamu bahwa seni patung merupakan jenis karya seni rupa yang sudah cukup lama dikenal di Indonesia? Seni patung di Indonesia memiliki corak dan perwujudan yang berbeda-beda tergantung bentuk perwujudan yang ingin membuat sebuah patung, seorang seniman dapat menggunakan berbagai teknik bergantung pada bahan dan keahlian yang dimilikinya, seperti teknik mengecor, teknik modeling/membutsir, teknik konstruktif menempel, dan teknik pahat. Dikutip dari buku Pembelajaran Seni Rupa di SD yang ditulis oleh Yunisrul 2020 67, tema yang akan diambil untuk membuat objek patung juga bisa bermacam-macam, seperti tema makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, atau objek lainnya yang artikel kali ini akan membahas lebih spesifik mengenai tutorial membuat patung dari bubur kertas dengan yang Harus Disiapkan jika Kita akan Membuat Patung dari Bubur Kertas?Membuat Patung dari Bubur Kertas. Foto ingin membuat patung dari bubur kertas, bahan yang harus disiapkan adalah kertas, bubur tapioka atau lem, dan air. Dikutip dari buku Seni Budaya untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas yang ditulis oleh Harry Sulastianto, dkk 2008 67, pembuatan patung dari bahan lunak atau lembek, seperti bubur kertas disebut membutsir. Cara mengolah bubur kertas dapat melalui beberapa tahapan, yaituKertas direndam sampai lunak dihancurkan dengan cara ditumbuk atau hancur, kertas diberi campuran tepung tapioka secukupnya sebagai akhir adalah membentuk bubur kerta sesuai dengan tema yang kita sudah mengering, bubur kertas yang awalnya merupakan bahan lunak akan menjadi benda keras ketika kita dalam membuat patung tergantung kepada rancangan yang kita buat. Begitulah konsep seni modern, yang mana seni patung dapat dirancang berupa gambar proyeksi atau gambar perspektif. Menggambar proyeksi dapat dilakukan dengan membuat sketsa. Gambar sketsa adalah gambar goresan sederhana berupa gambaran kasar yang mencerminkan angan-angan jawaban dari pertanyaan “Apa yang harus disiapkan jika kita akan membuat patung dari bubur kertas?”. Semoga informasi ini bermanfaat! CHL Tampung Login Registrasi Cari Browse Home Detail Result Cite This Tampung Export Record Judul Patung / oleh Seno Gumira Ajidarma Pengarang oleh Seno Gumira Ajidarma Pengarang Penerbitan Jakarta Republika, 1999 Deskripsi Fisik 3 halaman illus ;30 cm Konten teks teks Media Komputer tanpa pelantara Penyimpan Media lembar sumber sambung jaring Subjek Cerita Pendek Indonesia Abstrak Judul Cerpen ini diambil dari koran Republika 23 Januari 1999 Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai Lokasi Akses Online Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra Jassin Eksemplar Konten Digital MARC Unduh Katalog No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan 00000022395 Map B Cerita Pendek Indonesia - Seno Gumira Ajidarma Baca di tempat Pusat Dokumentasi Sastra Jassin - MAP B Tersedia Tag Ind1 Ind2 Isi 001 INLIS000000000016663 005 20210921011526 007 ta 008 210921 035 $a 0010-0921000721 082 $a 813 084 $a Map B Cerita Pendek Indonesia - Seno Gumira Ajidarma 100 0 $a oleh Seno Gumira Ajidarma$e Pengarang 245 1 $a Patung /$c oleh Seno Gumira Ajidarma 264 $a Jakarta $b Republika,$c 1999 300 $a 3 halaman $b illus ; $c 30 cm 336 $a teks 336 $a teks$2 rdacontent 337 $a Komputer$2 rdamedia 337 $a tanpa pelantara 338 $a lembar$2 rdacarrier 338 $a sumber sambung jaring 520 $a Judul Cerpen ini diambil dari koran Republika 23 Januari 1999 650 $a Cerita Pendek Indonesia 856 $a Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra Jassin 990 $a 00000022395 No Nama File Nama File Format Flash Format File Action 1 pdf Download Content Unduh katalog PATUNG Rekayasa teks cerpen karya Seno Gumira Ajidarma Oleh Finda Rhosyana Seorang nenek berkata kepada cucunya, sambil menunjuk patung. Nenek Lihatlah patung itu, dulunya dia adalah manusia. Ia begitu bodoh, berdiri terus disitu, menunggu kekasihnya sampai menjadi patung. Sang gadis menggandeng neneknya dengan hati-hati. Agaknya nenek itu sengaja membawa gadis manis cucunya itu kesini untuk memberinya pelajaran. Nenek Jangan pernah engkau sudi menunggu kekasih yang meninggalkanmu tanpa kepastian untuk kembali. Nanti engkau juga akan menjadi patung seperti dia. Gadis Memandang takjub ke arah patung Tapi nek, bukankah itu berarti dia sangat setia? Nenek Itu bukan setia namanya. Itu bodoh. Gadis Katanya kalau kita mencintai seseorang, kita harus setia kepadanya. Nenek menatap cucunya dengan tajam Cinta itu ada dua. Yang pertama cinta buta. Yang kedua cinta pakai Otak. Yang pertama biasanya membuat kita menderita. Yang kedua biasanya membuat kita selamat. Cinta orang bodoh itu termasuk cinta buta. Sudi amat dia menunggu kekasihnya ditempat ini sampai menjadi patung. Gadis Tapi barangkali dia bahagia nek. Nenek sambil melengos dan melangkah pergi Aku tidak tahu, apakah orang yang menunggu selama dua ratus tahun masih bisa bahagia. Apalagi sampai jadi patung. Patung melihat mereka pergi menjauh. Patung ingin mengatakan sesuatu kepada mereka. Tapi dia tahu bahwa dia adalah patung. Yang tertinggal hanyalah jasad dan pikirannya. Menatap ke satu arah seperti saat dua ratus tahun yang lalu, saat terakhir perbincangan dirinya denga sang kekasih. Akang Kamu mau kemana, sayang? Perempuan Tunggulah disini, aku pergi sebentar saja. Akang Ke mana? Perempuan Sebentar. Akang Mau ngapain? Perempuan Aku pergi cuma sebentar, tunggulah disini, aku segera kembali setelah iblis itu mati. Akang Jadi adinda akan pergi memburu iblis, begitu? Perempuan Ya, aku harus membunuhnya, setelah itu aku baru bisa pacaran dengan tenang. apakah kamu akan menungguku sayang? Sang pria tidak menjawab, namun perempuan itu tahu bahwa kekasihnya akan menunggunya sampai mati. Pria itu terus menerus berdiri di tempat itu menunggu senja tiba seperti yang dijanjikan orang yang sangat dicintainya itu. Perempuan Aku tidak akan terlalu lama, aku akan muncul di ujung jalan itu ketika senja. Aku akan muncul ketika matahari yang jingga dan membara turun di antara dua gunung itu. Dikau akan melihatku sebagai siluet. Muncul sebagai bayang-bayang hitam berambut panjang yang berlari menujumu. Tunggulah aku disini, di luar desa ini, aku akan muncul di ujung jalan itu menenteng kepala iblis sebagai hadiah untuk perkawinan kita. Sang pria hanya bisa terdiam melihat kekasihnya pergi menuju senja. Sang pria terus menunggu berharap bayang-bayang hitam berambut panjang muncul berlari ke arahnya. Orang-orang desa yang lewat menuju ke sawah dengan santun selalu bertanya. Petani Janjian nih? Akang Iya mang. Petani Ke mana sih dia? Akang Pergi sebentar mau membunuh iblis. Petani Aduh jang, Iblis mah kagak bisa dibunuh. Akang Biarinlah mang, sudah maunya begitu. Petani Jadi mau menunggu terus nih? Akang Iya mang, namanya juga pacar. Petani Bagus Jang, tunggu saja, namanya juga pacar, katanya kapan kembali? Akang Katanya sih setelah senja tiba. Petani Senja kapan? Akang Senja setelah iblis itu dibunuh. Petani Oh ya sudah kalau begitu. Permisi ya. Sambil tertawa kecil Akang Iya mang. Sang pria tetap setia menunggu meski orang-orang desa yang lewat selalu tertawa kecil dari kejauhan, walaupun begitu sang pria selalu bisa mendengarnya. Semakin lama sang pria terbiasa dengan itu. Orang 1 Kenapa orang itu? Orang 2 Oh, dia orang yang sedang menunggu kekasihnya. Orang 1 Memangnya kemana kekasihnya itu? Orang 2 katanya pergi untuk membunuh iblis. Orang 1 Jadi dia menunggu kekasihnya? Orang 2 Iya. Orang 1 Dan kekasihnya itu baru akan pulang setelah membunuh iblis? Orang 2 Iya. Orang 1 Kasihan. Orang 2 Kok kasihan? Orang 1 Barangkali kekasihnya sudah kawin sama orang lain. Dua ratus tahun sudah pria itu berdiri menatap senja di tempat yang sama demi menunggu kekasih hatinya kembali. Orang 3 Hei lihat, patung itu menatap senja. Orang 4 Ya, Kata orang-orang tua desa ini, patung itu dulunya orang betulan. Orang 3 Orang betulan? Orang 4 Ya, Orang betulan yang berdiri disitu, menunggu kekasihnya yang pergi untuk membunuh iblis. Orang 3 Membunuh Iblis? Orang 4 Iya. Orang 3 Sedangkan sampai sekarang pun iblis tidak mati-mati. Orang 4 Lha iya, konyol betul orang itu. Barangkali kekasihnya itupun sudah mati sekarang. Lha wong iblis masih berkeliaran. Orang 3 Ya, begitulah, tapi orang ini pokoknya menunggu. Orang 4 Orang itu patung ini? Orang 3 Iya, patung ini. Orang 4 Jangan-jangan dia mendengar kita. Sang pria mendengar segalanya, dia mendengar desanya tumbuh menjadi kota, sawah-sawah berubah menjadi pasar. Dan di belakang pasar itu tumbuh gedung-gedung yang megah. Jalanan setapak di depannya kini beraspal. Hanya tinggal dia dan pohon beringin yang masih tertinggal dari masa lalu. Pria itu terus menerus menatap kedepan menunggu seorang wanita yang indah muncul pada suatu senja sambil menenteng kepala iblis. Masuk petugas membawa papan bertuliskan tentang sang pria yang telah menjadi patung. Setelah itu, banyak orang yang berfoto ria dengan sang pria yang telah menjadi patung tersebut. Pemuda Lihatlah patung ini, Dia orang yang menunggu kekasihnya sampai jadi patung. Gadis Aku tahu, ibuku yang cerita. Pemuda Kamu bisa seperti dia? Gadis Maksudmu? Pemuda Bisa menunggu aku sampai aku kembali? Gadis Aku selalu setia padamu, kapan kamu kembali? Pemuda Kalau tugasku sudah selesai. Gadis Apa tugasmu? Pemuda Membunuh Iblis. Gadis Tapi iblis tidak pernah mati! Penuda Aku tidak peduli. Harus selalu ada orang yang membunuh iblis, meskipun iblis tidak akan pernah mati. Aku mencintaimu, tunggulah aku! Terdengar peluit kereta api. Mereka berpelukan dan berciuman. Lantas lelaki itu memasuki stasiun. Terlihat gadis itu melambai-lambaikan tangan. Esoknya gadis itu datang lagi. Duduk dibangku yang ada dihadapan patung sambil meberi makan burung-burung dara. Sebentar-sebentar sang gadis melihat jam tangannya. Gadis itu terus menunggu kekasihnya di bangku itu sampai jadi patung.

cerpen patung karya seno gumira ajidarma